jatuhnya konstantinopel 🥈 lks4d

jatuhnya konstantinopel

Hálosis tís Konstantinoupóleos; bahasa Turki: İstanbul'un Fethi) adalah peristiwa jatuhnya ibu kota Romawi Timur, Konstantinopel ke tangan Kesultanan Utsmaniyah yang dipimpin oleh Mehmed II Sang Penakluk pada tanggal 29 Mei 1453 (Kalender Julian), merupakan peristiwa penting yang merupakan salah satu penanda berakhirnya Abad Pertengahan. Jakarta -. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani membawa dampak bagi bangsa Eropa hingga nusantara. Jatuhnya Konstantinopel oleh Turki Usmani menyebabkan bangsa Eropa mengalami krisis dan kesulitan di bidang perdagangan rempah-rempah yang dikuasai pedagang Islam. KOMPAS.com - Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki merupakan peristiwa penting yang menjadi salah satu penanda berakhirnya Abad Pertengahan. Selama berabad-abad, Konstantinopel adalah pusat dunia Barat sekaligus pertahanan Kristen terhadap Islam. Sejak tahun 324 Masehi hingga awal abad ke-15 Masehi Konstantinopel menjadi ibukota dari Byzantium Romawi Timur. Konstantinopel terletak di antara benua Asia dan Eropa serta dibelah oleh Selat Bosporus. Latar Belakang Jatuhnya Konstantinopel pada bulan Mei 1453 merupakan akhir dari era bagi sebagian besar Eropa dan Timur Dekat. Setelah senjata-senjata besar melakukan tugasnya, pasukan Ottoman menjarah kota kuno itu dan membunuh penduduknya. “Hampir 4.000 orang meninggal dan 50.000 lainnya dijadikan budak,” tulis Mark Miller di laman Ancient Origins. Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Turki Usmani membawa dampak yang sangat besar bagi bangsa Eropa juga Indonesia. Baca juga: Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki. Sejarah Konstantinopel. Pada tahun 330 M, Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota kekaisaran di bawah Kaisar Romawi, Konstantinus Agung. Salah satu dampak jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki bagi bangsa Eropa adalah terputusnya jalur perdagangan rempah-rempah Asia-Eropa. Sebab, Bangsa Turki Usmani banyak membuat peraturan yang menyulitkan lalu lintas pelayaran bangsa Eropa, terutama dalam memperoleh rempah-rempah. Keadaan ini mendorong para pedagang Eropa mencari ... Selasa, 28 Sep 2021 07:00 WIB. Foto: Getty Images/Pelajaran Penting Jatuhnya Konstantinopel Awal Mula Eropa ke Indonesia. Jakarta -. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada 1453 membawa dampak bagi bangsa Eropa, utamanya dalam segi perdagangan. Namun, peristiwa ini juga memberi dampak bagi Nusantara lho. Setelah 53 hari dikepung, akhirnya Konstantinopel pun jatuh ke tangan Turki Usmani pada 29 Mei 1453. Jatuhnya Konstantinopel ke Turki Usmani menandakan bahwa kekuasaan Bizantium sudah berakhir. Setelah menguasai kota, Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota Ottoman yang baru oleh Mehmed II. Baca juga: Dampak Portugis di Malaka dan Maluku. Jatuhnya Konstantinopel disebut oleh para sejarawan sebagai akhir dari abad pertengahan karena Kekaisaran Romawi yang berdiri sejak abad klasik di Barat (27 SM-476 M), kemudian dilanjutkan oleh Byzantium di Timur (330 M-1453 M) itu akhirnya benar-benar terhapus dari sejarah. Konstantinopel kehilangan haknya atas gandum gratis pada 618, setelah Heraclius sadar bahwa kota itu tak lagi dapat memperoleh pasokan dari Mesir akibat peperangan dengan Persia. Populasi Konstantinopel menurun drastis karenanya, dari 500.000 menjadi 40.000-70.000 jiwa saja. Jatuhnya Konstantinopel membuat kondisi perdagangan Eropa menjadi berantakan. Konstantinopel sendiri terletak di tepi Laut Marmora dan dekat dengan Selat Bosporus. Hal ini membuat Konstantinopel menjadi kota transit rempah-rempah untuk kapal dagang jalur Asia ke Eropa. Namun, setelah kalah dari Turki Usmani, Konstantinopel kerap disulitkan ...